https://solo.times.co.id/
Berita

Kampung Hijau di Tengah Kota Yogyakarta, Warga Suryatmajan Jadi Teladan Pengelolaan Sampah

Minggu, 14 September 2025 - 19:57
Kampung Hijau di Tengah Kota Yogyakarta, Warga Suryatmajan Jadi Teladan Pengelolaan Sampah Warga Suryatmajan ubah kawasan padat menjadi Kampung Hijau di tengah Kota Yogyakarta. (FOTO: Pemkot Yogyakarta)

TIMES SOLO, YOGYAKARTA – Di tengah kepadatan jantung Kota Yogyakarta, tepatnya di Kelurahan Suryatmajan yang berdekatan dengan Malioboro, muncul kisah inspiratif tentang kesadaran lingkungan.

Melalui program Masyarakat Jogja Olah Sampah (Mas JOS), warga setempat berhasil mengubah kawasan padat menjadi kampung hijau yang asri dan produktif.

Kegiatan Mas JOS tersebut dihadiri langsung Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, bersama Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya. Kedatangan mereka bukan sekadar formalitas, melainkan bentuk apresiasi atas konsistensi warga dalam mengelola sampah rumah tangga secara kreatif.

Dalam sambutannya, Hasto menyampaikan kekaguman terhadap semangat warga Suryatmajan yang mampu menjaga ruang hijau di tengah kawasan urban.

“Ini wilayah di pusat kota, dekat Malioboro, tapi warganya bisa membuat lingkungan hijau. Selain oksigen cukup dan karbon berkurang, manfaatnya juga besar,” ungkap Hasto, Minggu (14/9/2025).

Hasto menyoroti inovasi warga dalam mengelola sampah organik, mulai dari Eco Enzim, Lodong Sisa Dapur (Losida), hingga biopori yang dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman.

Bahkan, di lantai dua rumah warga, tampak deretan cabai keriting, terong, serta tanaman hias seperti bunga air mata pengantin yang dipelihara oleh salah satu warga, Pak Daliman.

“Pengelolaan sampah di sini sangat bagus. Mereka bisa membuat pupuk sendiri, bahkan tanaman berbunga di sini menghasilkan madu yang dimanfaatkan lebah. Itu sangat kreatif,” tambah mantan bupati Kulon Progo ini.

Hasto menegaskan, model pengelolaan sampah seperti di Suryatmajan bisa menjadi percontohan kota lain.

“Kalau sudah banyak mencontoh seperti ini, masalah sampah selesai. Deponya tidak penuh lagi. Karena hari ini depo sudah penuh, jadi kampanye Mas JOS perlu terus digalakkan,” tegasnya.

Data Sampah Kota: 63 Persen Organik

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Rajwan Taufiq, memaparkan fakta menarik. Dari total 240–300 ton sampah per hari, sekitar 63 persen atau 180 ton di antaranya berupa sampah organik.

“Kalau ini bisa dikelola dari rumah tangga, jumlah sampah yang masuk depo akan berkurang signifikan. Salah satu upaya yang sedang kami kembangkan adalah pengangkutan sampah organik menggunakan ember langsung dari warga,” jelasnya.

Program ini diharapkan mampu memperkuat ekosistem pengelolaan sampah berkelanjutan di Yogyakarta.

Salah satu tokoh warga RW 04 Suryatmajan, Daliman, mengaku sudah terbiasa menjalankan pola pilah sampah bahkan sebelum program Mas JOS hadir.

“Saya sudah lama melaksanakan program pilah sampah, bahkan sebelum Mas JOS ada. Sampah saya selalu didaur ulang, tidak pernah dibakar. Semoga ini terus berkelanjutan,” ujarnya.

Kisah Suryatmajan membuktikan bahwa kesadaran masyarakat menjadi kunci utama keberhasilan program pengelolaan sampah.

Dengan kreativitas dan konsistensi warga, kawasan padat penduduk bisa berubah menjadi kampung hijau yang tidak hanya indah dipandang, tetapi juga bermanfaat bagi lingkungan dan kesehatan.

Dengan dukungan Pemkot Yogyakarta melalui program Mas JOS, harapannya kampung-kampung lain bisa meniru langkah Suryatmajan.

Jika gerakan ini semakin meluas, persoalan sampah kota bukan lagi momok, melainkan peluang untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan. (*)

Pewarta : A Riyadi
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Solo just now

Welcome to TIMES Solo

TIMES Solo is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.