https://solo.times.co.id/
Berita

UIN Malang Nobatkan Menag Nasaruddin Umar Jadi Bapak Ekoteologi Indonesia

Kamis, 16 Oktober 2025 - 19:06
UIN Malang Nobatkan Menag Nasaruddin Umar Jadi Bapak Ekoteologi Indonesia Menteri Agama RI Prof Nasaruddin Umar yang dinobatkan sebagai Bapak Ekoteologi Indonesia oleh UIN Maliki Malang. (FOTO: Istimewa)

TIMES SOLO, MALANG – Atas dedikasi dan pemikiran mendalamnya dalam mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dengan kesadaran ekologis, Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Nasaruddin Umar, dinobatkan sebagai “Bapak Ekoteologi Indonesia” oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

Gelar ini diberikan sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusi besar Menteri Agama RI dalam membangun paradigma baru ekoteologi Islam, yakni pendekatan teologis yang menempatkan alam sebagai bagian integral dari sistem ilahiah, bukan sekadar objek eksploitasi manusia.

Prof. Nasaruddin dikenal sebagai salah satu ulama Indonesia yang menempatkan ekologi dalam kerangka teologi Islam. Dalam pandangannya, alam adalah ayat kauniyah, tanda-tanda kebesaran Allah yang harus dijaga, dirawat, dan dihormati.

Dia menegaskan bahwa merusak alam berarti mengingkari amanah sebagai khalifah di bumi, sebagaimana yang diajarkan dalam Al-Qur’an. Karena itu, perjuangan menjaga lingkungan hidup merupakan bentuk jihad. Bukan dengan senjata, tetapi jihad intelektual dan moral untuk membangun kesadaran ekologis umat.

“Alam adalah segala sesuatu selain Allah. Jika Al-Qur’an merupakan kumpulan ayat mikrokosmos, maka alam semesta ini adalah kumpulan ayat makrokosmos. Keduanya sama-sama ayat Allah,” ujar Prof. Nasaruddin dalam salah satu pernyataannya.

Sebagai wujud nyata dari pemikirannya, Nasaruddin Umar menginisiasi konsep “Masjid Ramah Lingkungan” di Masjid Istiqlal, Jakarta. Konsep ini menjadikan masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat edukasi dan aksi lingkungan.

Dari pengelolaan sampah, konservasi energi, hingga pelestarian air, Istiqlal kini menjadi model gerakan hijau berbasis keagamaan (green movement) yang menginspirasi banyak rumah ibadah lain di Indonesia.

Prof Nasaruddin Umar juga menulis beberapa buku mengenai alam dan tuhan. Salah satunya seperti buku "Tafsir Teosofi Najda", karya monumental Prof. Nasaruddin Umar yang menafsirkan Al-Qur'an dari sudut pandang teosofis, dengan fokus pada hubungan harmonis antara alam semesta (alam), manusia (insan), dan firman Tuhan (kalam Ilahi).

Dalam kapasitasnya sebagai Menteri Agama, Prof. Nasaruddin juga meluncurkan buku “Ekoteologi Islam” sebagai panduan strategis dalam membangun kesadaran lingkungan berbasis nilai-nilai Islam.

“Konsep ekoteologi itu adalah segitiga human, nature, and God atau manusia, alam, dan Tuhan. Segitiga ini harus simetris dan saling terintegrasi,” ujarnya dalam peluncuran buku di Jakarta.

Buku Ekoteologi Islam memuat lima subtema penting, antara lain:
1. Ajaran Al-Qur’an dan sunnah Nabi tentang etika lingkungan.
2. Integrasi ekoteologi dalam pendidikan dan praktik keagamaan.
3. Etika Islam untuk keadilan iklim dan dialog lintas agama.
4. Kebijakan publik berbasis nilai ekoteologi.
5. Implementasi nilai keislaman dalam gerakan ekologis global.

Tidak berhenti di sana, Kementerian Agama di bawah kepemimpinan Nasaruddin Umar juga menerbitkan buku “Tafsir Ayat-Ayat Ekologi: Membangun Kesadaran Ekoteologis Berbasis Al-Qur’an.” Buku tersebut disusun oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) dan diresmikan di Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal (BQMI), TMII, Jakarta, 6 Oktober 2025.

Karya ini hadir sebagai respons terhadap krisis iklim global yang semakin mengkhawatirkan. Melalui tafsir tersebut, Kemenag berupaya membangun kesadaran spiritual bahwa menjaga alam adalah bagian dari ibadah dan amanah keimanan.

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menilai, pemikiran ekoteologis Prof. Nasaruddin Umar telah membawa paradigma baru dalam hubungan antara agama dan lingkungan. Melalui karya, kebijakan, dan keteladanan, ia dianggap berhasil menjembatani spiritualitas dan tanggung jawab ekologis, dua hal yang kini menjadi kunci keberlanjutan umat manusia.

Dengan penganugerahan gelar Bapak Ekoteologi Indonesia, UIN Malang berharap semangat ini dapat menginspirasi akademisi, ulama, dan masyarakat luas untuk menjadikan ekoteologi sebagai fondasi etika lingkungan di Indonesia. (*)

Pewarta : Achmad Fikyansyah
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Solo just now

Welcome to TIMES Solo

TIMES Solo is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.