TIMES SOLO, CIANJUR – Ajang pemilihan Mojang Jajaka (Moka) Kabupaten Cianjur tahun 2025 ini kedatangan peserta dengan latar belakang yang unik yaitu seorang mahasiswi Fakultas Hukum semester tujuh Universitas Suryakancana bernama Siti Lathifah (21).
Perempuan asal Karangtengah ini membawa visi kuat untuk mengintegrasikan pariwisata dengan prinsip hukum dan keberlanjutan. Sila yang menjadikan membaca, menulis, dan menyanyi sebagai hobinya, merasa ajang ini adalah kesempatan benar-benar luar biasa dan kali pertama ia terjun ke dunia pageant.
“Meskipun awalnya ada rasa ragu, ternyata proses ini memberikan banyak pembelajaran baru, mulai dari wawasan hingga kesempatan mengenal lebih dekat potensi daerah kita,” ujar Sila sapaan akrabnya kepada TIMES Indonesia, Kamis (25/9/2025), yang juga aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Public Speaking di kampusnya.
Tiga Pilar Program untuk Cianjur Berdaya
Memandang Cianjur memiliki kekayaan alam, budaya, dan kuliner yang luar biasa, Sila bertekad untuk menghadirkan program yang berfokus pada pentingnya sektor pariwisata yang ramah hukum dan berkelanjutan.
Program utamanya terbagi menjadi tiga pilar. Pertama, Wisata Sadar Hukum. "Kita bisa memberikan edukasi sederhana kepada pelaku wisata maupun UMKM tentang pentingnya perizinan, hak kekayaan intelektual, dan aturan hukum yang melindungi usaha mereka," jelas Sila mengenai program yang bertujuan menciptakan wisata yang tertib dan adil.
Kedua adalah Eco-Tourism Campaign: Wisata Asik, Alam Tetap Cantik. Inisiasi ini mencakup aksi bersih-bersih destinasi wisata, kampanye media sosial, hingga pemasangan papan edukasi tentang urgensi menjaga kebersihan dan menghormati budaya lokal.
Ketiga, dalam hal ini lebih lanjut dirinya menggagas Festival Budaya dan Hukum. Di sini, tiga Pilar Budaya Cianjur Ngaos, Mamaos, Maénpo akan ditampilkan bersamaan dengan diskusi mengenai perlindungan hukum bagi warisan budaya.
"Harapannya adalah generasi muda bukan hanya menikmati seni, tapi juga memahami bahwa budaya kita adalah aset yang perlu dijaga dan dilindungi," tutur Sila pemilik akun media sosial Instagram @sila.lfh sembari tersenyum manis.
Rekam Jejak Akademik dan Pengalaman Berorganisasi
Visi yang dibawa Sila bukanlah tanpa dasar. Ia pernah membuat jurnal terkait Peran Pemerintah dalam Pengawasan Retribusi Rekreasi Gunung Padang sebagai Upaya Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.
Pengalaman berorganisasi dan praktik kerjanya juga cukup beragam, mulai dari menjadi Crew Wedding Organizer, mengikuti Program Magang MBKM Internal di Sekretariat DPRD Kabupaten Cianjur, hingga bergabung dalam Organisasi Cianjur Grand University Days (CGUD).
Lanjurnya, Sila juga ingin menginisiasi peran Mojang Jajaka Cianjur sebagai Green Ambassador, yang berarti mereka tak hanya menjadi duta budaya, tetapi juga duta lingkungan dan hukum, salah satunya melalui konten edukasi di media sosial.
Dukungan Keluarga dan Ajakan untuk Generasi Muda
Dia mengakui bahwa dukungan orang terdekat menjadi kekuatan besar. “Orang tua dan kakak tercinta saya selalu memberikan semangat dengan penuh doa, karena mereka percaya ajang ini adalah proses pembelajaran dan pengembangan diri,” kata Sila.
Lebih jauh dukungan yang didapatkannya selama ini memantapkannya untuk terus berkolaborasi dengan berbagai pihak melalui program Sekolah Sadar Wisata dan Budaya guna mengedukasi masyarakat khususnya generasi muda di Kabupaten Cianjur.
Ia berharap melalui pengalaman di Moka Cianjur, generasi muda berani melangkah, menggali potensi diri, serta ikut berkontribusi dalam menjaga dan memajukan daerah sekaligus menjadi agen perubahan yang membawa daerahnya lebih maju, berdaya saing, dan tetap berpegang pada nilai budaya yang luhur. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Sadar Hukum dan Ekowisata Berkelanjutan, Ikhtiar Siti Lathifah Dukung Pariwisata Cianjur
Pewarta | : Wandi Ruswannur |
Editor | : Faizal R Arief |